ANALISIS LOYALITAS NASABAH TERHADAP BANK SYARI’AH YANG MENERAPKAN NILAI NILAI ISLAM DI BANK BRI SYARI’AH DI DEMAK

 I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penelitian Persaingan antara perusahaan pada era globalisasi ini semakin tajam, perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan telah semakin besar, banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal ini, karena itu perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk atau jasa yang berkualitas. Perusahaan harus memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Yang memang harus diberikan pelayanan sebaik mungkin, bila tidak mereka akan meninggalkan perusahaan dan akan menjadi pelanggan pesaing yang akan mengakibatkan penurunan penjualan dan akhirnya menurunkan laba yang dapat mengakibatkan kerugian. Secara umum tingkat kualitas pelayanan dipengaruhi beberapa faktor seperti reliability (kehandalan), assurance (Keyakinan/jaminan), tangible (penampilan elemen fisik), empathy (perhatian) dan responsiveness (tanggapan). Kelima faktor dimensi kualitas jasa ini dapat dipengaruhi secara langsung oleh karyawan. Faktor-faktor kualitas pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan teori Gunros (2000). Menurut Gonros (dalam Fandi Tjiptono, 2005) memaparkan tiga dimensi kualitas jasa yaitu outcome-reluted (technical quality), process-related (functional quality), dan image-related dimensions. Ketiga dimensi ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuh kriteria penilaian kualitas jasa sebagai berikut :
1. Profesionalisme dan Keterampilan (Professionalism & Skills) : Pelanggan menganggap bahwa penyedia jasa, para karyawan, system operasionya, dan sumber daya fisiknya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara professional.
2. Reputasi dan Kredibilitas (Reputation & Credibility) : Pelanggan meyakini bahwa bisnis penyedia jasa dapat sipercaya, memberikan value for money yang selayaknya, dan mencerminkan kinerja dan nilai positif.
3. Skin dan Perilaku (Altitudes & Behavior) : Pelanggan merasa bahwa para karyawan kontak memperhatikan rnereka dan berusaha membantu memecahkan masalah pelanggan secara spontan dan dengan senang hati.
4. Aksesibilitas dan fleksibilitas (Accessibility & flexibility) : Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan system operasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengaksesnya dengan mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan.
5. Reliabilitas dan Trustworthiness (Reliability & Trustworthiness) : Pelanggan meyakini bahwa apapun
yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa, karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji-janjinya dan bertindak demi kepentingan pelanggan.
6. Service Recovery : Pelanggan meyakini bahwa bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, penyedia jasa akan segera dan secara aktif mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan menemukan solusi yang tepat.
7. Serviscape : Pelanggan merasa bahwa kondisi fisik dan aspek lingkungan service encounter lainnya mendukung pengalaman positif atas proses jasa. Didalam bisnis perbankan juga tidak bisa terlepas dari hal tersebut, karena dalam kegiatan bisnisnya yang diutamakan adalah pelayanan langsung terhadap konsumen (nasabah). Oleh karena itu, setiap bank berlomba berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah dengan memberikan kepuasan kepada para nasabahnya.
Nilai kepuasan nasabah pada bank berbeda-beda tergantung pada nilai keunggulan yang ditawarkannya. Fasilitas mesin ATM tersedia di berbagai lokasi yang strategis, layanan, jasa bank dengan sumber daya manusia yang terlatih untuk melayani keinginan nasabah. Pelayanan yang ditawarkan oleh pihak bank mencerminkan kualitas nilai pelayanan bagi nasabahnya. Berbagai upaya bank untuk terus mempertahankan kredibilitasnya sebagai bank yang profesional, maka ia harus dapat memberikan rasa kepercayaan dan keamanan bagi nasabah menginvestasikan uangnya di bank tersebut. Kepuasan nasabah dan kesuksesan bisnis jasa perbankan sangat tergantung oleh usaha bank memberikan layanan yang sesuai dengan keinginan nasabah. (Abdullah ubay Siddik : 2005:4-5) Aplikasi teknologi perbankan selalu mengacu pada tekad untuk memberikan layanan yang terpadu, cepat dan akurat. Begitu pula halnya dengan Bank syariah agar tetap eksis di dunia perbankan. Bank syari’ah merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga keuangan yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan yang terbaik bagi para nasabahnya, perlu rnenganalisa dan mengetahui lebih mendalam mengenai berbagai faktor kualitas, pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan nasabah, mengingat kepuasan nasabah merupakan hal yang penting dalam mempertahankan kepercayaan dan loyalitas nasabah terhadap suatu bank. Namun seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas, belum diketahui secara pasti. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul : ”Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan
Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi kasus pada Bank syari’ah di bank syaria’h demak )”.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Bagaimana loyalitas nasabah terhadap bank syari’ah yang menerapkan nilai nilai islam di bank BRI syari’ah demak?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
  1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui loyalitas nasabah terhadap bank syari’ah yang menerapkan nilai-nilai islam di bank BRI syari’ah Demak
  1. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis Dapat memberikan pengertian yang mendalam tentang kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah dalam suatu bank. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat rnenambah pemahaman baru dan rneningkatkan kemampuan analisis dalam bidang kualitas pelayanan, kepuasan dan loyalitas nasabah.
b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada bank untuk dapat lebih memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan agar tercipta kepuasan serta loyalitas nasabah yang lebih baik lagi.
c. Akademisi Secara teoritis penelitian ini berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pemasaran dan kwalitas pelayanan nasabah. Selain itu, digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang pemasaran dan kualitas pelayanan kepada nasabah.

II. LANDASAN TEORI
  1. Loyalitas Nasabah
Perilaku konsumen terhadap suatu produk dan jasa sering kali berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan disekitarnya. Namun perilaku konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang tetap berkelanjutan bagi suatu perusahaan di anggap sebagai loyalitas. Mowen dan Minor (1998) yang dikutip Dharmmesta (1999) mendefinisikan loyalitas merek sebagai kondisi dimana pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang.
Paliati (2004) mengatakan loyalitas terhadap produk/jasa perusahaan (merek) didefinisikan sebagai sikap menyenangi (favourable) terhadap sesuatu merek, yang direpresentasikan dalam pembelian yang konisten terhadap merek itu sepanjang waktu. Shergill dan Li (2005) mendefinisikan loyalitas sebagai niat dari konsumen untuk kembali menggunakan perbankan online berdasarkan pengalaman di masa lalu dan harapan mereka di masa depan.
Dharmmesta (1999) menguraikan bahwa loyalitas terdiri dari empat tahap, yaitu (Tabel 2): Tahap pertama: loyalitas kognitif, pada tahapan ini konsumen menggunakan basis informasi yang secara memaksa menunjuk pada satu merek atas merek lainnya. Jadi loyalitasnya didasarkan pada keyakinan konsumen terhadap basis informasi yang dicerminkan oleh kualitas merek. Loyalitas tahap pertama ini bukan merupakan bentuk loyalitas yang kuat. Tahap kedua: loyalitas afektif, tahap ini berkaitan sikap konsumen yang didorong oleh kepuasan dan kesukaan konsumen. Loyalitas tahap ini jauh lebih sulit berubah karena loyalitasnya sudah masuk ke dalam benak konsumen sebagai sikap. Namun demikian loyalitas afektif ini masih tetap belum menjamin adanya loyalitas. Loyalitas tahap ini dicerminkan oleh tingkat kesukaan, tingkat kepuasan konsumen. Tahap ketiga: loyalitas konatif merupakan kondisi konsumen yang loyal yang dipengaruhi oleh niatan untuk melakukan sesuatu (dimensi konatif) yang mencakup niat atau komitmen yang tinggi untuk melakukan pembelian. Jenis komitmen pada tahap ini sudah melampaui loyalitas afektif. Niat untuk melakukan pembelian ulang dapat dianggap sebagai tanda awal munculnya loyalitas. Tahap keempat: loyalitas tindakan yaitu tahap dimana aspek konatif atau niat melakukan telah mengalami perkembangan, yaitu dikonversi menjadi perilaku atau tindakan.
Menurut Griffin (2002), pelanggan yang loyal adalah mereka yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal.
Karakteristik pelanggan yang loyal antara lain:
1. Melakukan pembelian secara teratur
2. Membeli di luar lini produk atau jasa
3. Menolak produk atau jasa dari perusahaan lain
4. Kebal terhadap daya tarik pesaing
5. Menarik pelanggan baru untuk perusahaan
6. Kelemahan atau kekurangan akan diberitahukan kepada perusahaan

Selain itu Griffin menguraikan bahwa terdapat empat jenis loyalitas yang berbeda bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang dengan pola pembelian uang yang rendah dan tinggi. Empat jenis tersebut adalah tanpa loyalitas, loyalitas rendah, loyalitas tersembunyi dan loyalitas premium.
Jenis pertama adalah tanpa loyalitas, pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Jenis kedua adalah loyalitas rendah dimana pelanggan membeli karena kebiasaan. Loyalitas tersembunyi merupakan loyalitas dengan tingkat preferensi yang tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah. Pengaruh lingkungan sangat menentukan sikap untuk menentukan pembelian ulang. Sedangkan loyalitas premium, adalah jenis lebih disukai di setiap perusahaan. Pada tingkat ini pelanggan merasa bangga menemukan dan menggunakan produk tertentu dan biasanya mereka akan membagi pengetahunnya pada rekan dan keluarga.
  1. Mutu Pelayanan
Mutu adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi mutu sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. (Kotler, 2000).
Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1991) membentuk model mutu pelayanan yang menyoroti syarat-syarat utama yang memberikan mutu pelayanan yang diharapakan. Adapun model ini mengidentifikasikan lima kesenjangan yang
mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu :
(1) Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Dalam hal ini manajeman tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan.
(2) Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu pelayanan. Dalamhal ini manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan  pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.
(3) Kesenjangan antara spesifikasi mutu pelayanan dan penyampaian jasa. Dalam hal ini para personel mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar.
(4) Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Dalam hal ini harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan perusahaan.
(5) Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Dalam hal ini terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai mutu pelayanan.
I.          METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian lapangan (Field Research) yaitu melakukan penelitian dilapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung. Penelitian ini melalui studi kasus (Case Studi), yaitu unsur salah satu objek lapangan yang terkait dengan populasi tertentu. Kesimpulan studi kasus tersebut yang diambil tidak berlaku secara umum, tetapi hanya terbatas pada suatu kasus-kasus tertentu yang diteliti pada obyek tertentu atau di lapangan ynag bersangkutan.[1] Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “ Analisis loyalitas nasabah terhadap bank syari’ah yang menerapkan nilai-nilai islam di bank BRI syari’ah “.
B. Pendekatan Penelitian  
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, tekhnik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari kasus dari pada generalisasi.[2]
Alasan penulis menggunakan metode kualitatif, karena permasalahannya begitu kompleks dan penuh makna, sehingga jika menggunakan metode kuantitatif dengan instrumen seperti tes dan kuesioner kurang tepat dengan situasi sosial tersebut. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi sosial masyarakat tersebut secara mendalam.[3]
C. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah di bank BRI syari’ah Demak
Alasan penulis melakukan penelitian di bank BRI syari’ah Demak, karena lokasi yang penelitian yang dekat dengan rumah peneliti sehinga peneliti lebih mudah mendapat data serta informasi, dan dengan lokasi yang dekat dengan rumah peneliti di harapkan penelitian tersebut bisa lebih maksimal dalam mengungkap dan menjawab masalah-masalah yang di angkat peneliti.
D. Sumber Data
1.      Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbenya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.[4] Data primer ini diperoleh melalui wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan, dan dalam penelitian ini data primer di peroleh dari hasil wawancara dengan nasabah yang menggunakan produk murabahah dan rahn dalam satu transaksi dan para pegawai di bank BRI syari’ah Demak.

                                                                 
2.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dokumen-dokumen dan publikasi lainnya.[5] Data sekunder ini berupa data-data yang berkaitan dengan akad, tujuan dan risiko pembiayaan murabahah , seperti data nasabah yang menggunakan produk murabahah, serta data-data lain yang mendukung proses penelitian tersebut seperti buku-buku yang di jadikan acuan dalam penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan 3 metode yaitu :
1.      Metode wawancara
Metode interview adalah metode pengumpulan data melaluia daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden atau subyek penelitian.[6] Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasanya dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dapat juga dilaksanakan melalui telepon.[7]
Wawancara adalah proses untuk memperoleh keterangan data penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka langsung dengan si penjawab atau responden. Wawancara ini digunakan untuk untuk memperoleh data yang lebih mendalam.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan, peneliti tidak menggunakan wawancara terstruktur supaya responden bersifat terbuka dan membiarkan mebiarkan responden berbicara sesuai dengan pengalaman, pengetahuan dan pandangan mereka. Walaupun begitu, peneliti telah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan penting yang berkaitan dengan “Analisis loyalitas nasabah terhadap bank syari’ah yang menerapkan nilai-nilai islam di bank BRI syari’ah Demak”.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan responden sebagai berikut:
a.       Karyawan bank BRI syari’ah Demak.
b.      Nasabah BRI syari’ah Demak.
2.      Metode Observasi
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
Karena penelitian yang dilakukan adalah termasuk jenis penelitian kualitatif, maka observasi yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah observasi terus terang. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa peneliti sedang melakukan penelitian.
Peniliti juga menggunakan observasi pertisipasi pasif, yaitu peneliti datang di tempat penelitian tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan di tempat penelitian. Dalam hal ini, peneliti datang langsung ke bank BRI syari’ah Demak untuk melihat langsung loyalitas nasabah.
3.      Metode Dokumentasi
Melihat dari sumber data yang ada, maka dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.[8] Dalam penelitian ini data yang digunakan berupa sejarah dan data-data yang berhubungan dengan praktik pembiayaan murabahah  seperti buku-buku yang terkait.

F. Analisis Data
Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisalah data tesebut dapat diberi artidan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.[9]
Analisa data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban diwawancarai. Bila jawaban yang di wawancarai setelah duanalisis tersa belum memuaskan, maka penelitian akan dilanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles dan Hubreman mengemukakan bahwa aktifitas dalam menganalisadata kualitatifdilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.[10]
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Reduksi Data (Data Reductiaon)
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Mereduksi data berarti merangkum, memeilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dn polanya serta membuang yang tidak perlu. Proses analisis data dimulai dengan menelaah selurur data yang telah terkumpul dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dari berbagai sumber, dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen resmi, dan sebagainya. Dat yang banyak tersebut kemudian dibaca, dipelajari dan ditelaah. Selanjutnya setelah penelaahan dilakukan maka sampailah pada tahap reduksi data. Pada tahap ini peneliti menyortir data dengan cara memilah mana yang menarik, memfokuskan pada hal-hal yang penting, merangkum hal-halyang pokok dan beguna. Sedangkan data yang dirasa tidak dipakai ditinggalkan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan membererikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnyadan mencarinya bila diperlukan.
2.      Penyajian Data  (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisiplinkan data. Dalam penelitian ini, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau sejanisnya. Dengan menedisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang talah dipahami tersebut, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3.      Verifikasi (Conclucion Drawing)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Simpulan adalah tinjauan ulan pada catatan di lapangan atau kesimpulan. Dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul darindta yang harus di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu yaitu yang merupakan validitasnya. Setelah semua data-data dalam penelitian terkumpul dn tersusun secara terstuktur, kemudian diambil kesimpulannya. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab tidak, karena seperti telah diemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi suatu obyek yang sebelumya masih remang-remang sehingga setelah diteliti akan menjadi jelas, dapat berupa hubungan interaktif dan teori.[11]

DAFTAR PUSTAKA

Irwa,Hadi,2002, prinsip kepuasan kepuasan pelanggan,penerbit: Elix Media Komputindo,Jakarta
Rosady Ruslan, Metode Penelitian, Raja Grafindo, Jakarta, 2004.
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta, Bandung, 2005.
Totok Busantoro, Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat. Jakarta: 2006
Haryadi, Persepsi Masyarakat terhadap Perbankan Islam. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Soedirman. Volume 7, no 2,  2007.

Zaenul Arifin. Memahami Bank Syari’ah: Lingkup Peluang, Tantangan dan Prospek. Alvabet. Jakarta: 1999.
Karnae Perwaatmadja dan Syafi’i Antonio, Prinsip Operasional Bank Islam, Risalah Masa, Jakarta : 1992.

[1] Rosady Ruslan, Metode Penelitian, Raja Grafindo, Jakarta, 2004, hlm 32-33
[2] Sugiono, Memahami penelitian kualitatif, CV. Alfabeta, Bandung, 2005, Hlm. 1
[3] Ibid, Hlm. 145
[4] Marzuki, Metodologi Riset (panduan penelitian Bidang Bisnis Dan Sosial) Edisi II, Ekonomisia, Yogyakarta, 2005, Hlm. 60
[5] Marzuki, Op. Cit, Hlm. 60
[6] Rosady Ruslan, OP. Cit, Hlm. 23
[7] Moh, Nazir, Metode penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998, Hlm. 212
[8] Ibid, Hlm. 214

[10] Sugiono, Op. Cit. Hlm. 91
[11] Ibid, Hlm. 92-99

0 komentar:

Posting Komentar