I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian Persaingan antara
perusahaan pada era globalisasi ini semakin tajam, perhatian terhadap kepuasan
maupun ketidakpuasan pelanggan telah semakin besar, banyak pihak yang menaruh
perhatian terhadap hal ini, karena itu perusahaan harus menempatkan orientasi
pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Kunci utama untuk memenangkan
persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui
penyampaian produk atau jasa yang berkualitas. Perusahaan harus memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Yang memang harus diberikan
pelayanan sebaik mungkin, bila tidak mereka akan meninggalkan perusahaan dan
akan menjadi pelanggan pesaing yang akan mengakibatkan penurunan penjualan dan
akhirnya menurunkan laba yang dapat mengakibatkan kerugian. Secara umum tingkat
kualitas pelayanan dipengaruhi beberapa faktor seperti reliability
(kehandalan), assurance (Keyakinan/jaminan), tangible (penampilan elemen
fisik), empathy (perhatian) dan responsiveness (tanggapan). Kelima faktor
dimensi kualitas jasa ini dapat dipengaruhi secara langsung oleh karyawan.
Faktor-faktor kualitas pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berdasarkan teori Gunros (2000). Menurut Gonros (dalam Fandi Tjiptono, 2005)
memaparkan tiga dimensi kualitas jasa yaitu outcome-reluted (technical
quality), process-related (functional quality), dan image-related dimensions.
Ketiga dimensi ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuh kriteria penilaian
kualitas jasa sebagai berikut :
1. Profesionalisme dan Keterampilan
(Professionalism & Skills) : Pelanggan menganggap bahwa penyedia jasa, para
karyawan, system operasionya, dan sumber daya fisiknya memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara
professional.
2. Reputasi dan Kredibilitas
(Reputation & Credibility) : Pelanggan meyakini bahwa bisnis penyedia jasa
dapat sipercaya, memberikan value for money yang selayaknya, dan mencerminkan
kinerja dan nilai positif.
3. Skin dan Perilaku (Altitudes &
Behavior) : Pelanggan merasa bahwa para karyawan kontak memperhatikan rnereka
dan berusaha membantu memecahkan masalah pelanggan secara spontan dan dengan
senang hati.
4. Aksesibilitas dan fleksibilitas
(Accessibility & flexibility) : Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa,
lokasi, jam kerja, karyawan, dan system operasionalnya dirancang dan
dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengaksesnya dengan
mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel
dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan.
5. Reliabilitas dan Trustworthiness
(Reliability & Trustworthiness) : Pelanggan meyakini bahwa apapun
yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa, karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji-janjinya dan bertindak demi kepentingan pelanggan.
yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa, karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji-janjinya dan bertindak demi kepentingan pelanggan.
6. Service Recovery : Pelanggan
meyakini bahwa bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak
diharapkan, penyedia jasa akan segera dan secara aktif mengambil tindakan untuk
mengendalikan situasi dan menemukan solusi yang tepat.
7. Serviscape : Pelanggan merasa
bahwa kondisi fisik dan aspek lingkungan service encounter lainnya mendukung
pengalaman positif atas proses jasa. Didalam bisnis perbankan juga tidak bisa
terlepas dari hal tersebut, karena dalam kegiatan bisnisnya yang diutamakan
adalah pelayanan langsung terhadap konsumen (nasabah). Oleh karena itu, setiap
bank berlomba berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah dengan
memberikan kepuasan kepada para nasabahnya.
Nilai kepuasan nasabah pada bank berbeda-beda tergantung pada nilai keunggulan yang ditawarkannya. Fasilitas mesin ATM tersedia di berbagai lokasi yang strategis, layanan, jasa bank dengan sumber daya manusia yang terlatih untuk melayani keinginan nasabah. Pelayanan yang ditawarkan oleh pihak bank mencerminkan kualitas nilai pelayanan bagi nasabahnya. Berbagai upaya bank untuk terus mempertahankan kredibilitasnya sebagai bank yang profesional, maka ia harus dapat memberikan rasa kepercayaan dan keamanan bagi nasabah menginvestasikan uangnya di bank tersebut. Kepuasan nasabah dan kesuksesan bisnis jasa perbankan sangat tergantung oleh usaha bank memberikan layanan yang sesuai dengan keinginan nasabah. (Abdullah ubay Siddik : 2005:4-5) Aplikasi teknologi perbankan selalu mengacu pada tekad untuk memberikan layanan yang terpadu, cepat dan akurat. Begitu pula halnya dengan Bank syariah agar tetap eksis di dunia perbankan. Bank syari’ah merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga keuangan yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan yang terbaik bagi para nasabahnya, perlu rnenganalisa dan mengetahui lebih mendalam mengenai berbagai faktor kualitas, pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan nasabah, mengingat kepuasan nasabah merupakan hal yang penting dalam mempertahankan kepercayaan dan loyalitas nasabah terhadap suatu bank. Namun seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas, belum diketahui secara pasti. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul : ”Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan
Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi kasus pada Bank syari’ah di bank syaria’h demak )”.
Nilai kepuasan nasabah pada bank berbeda-beda tergantung pada nilai keunggulan yang ditawarkannya. Fasilitas mesin ATM tersedia di berbagai lokasi yang strategis, layanan, jasa bank dengan sumber daya manusia yang terlatih untuk melayani keinginan nasabah. Pelayanan yang ditawarkan oleh pihak bank mencerminkan kualitas nilai pelayanan bagi nasabahnya. Berbagai upaya bank untuk terus mempertahankan kredibilitasnya sebagai bank yang profesional, maka ia harus dapat memberikan rasa kepercayaan dan keamanan bagi nasabah menginvestasikan uangnya di bank tersebut. Kepuasan nasabah dan kesuksesan bisnis jasa perbankan sangat tergantung oleh usaha bank memberikan layanan yang sesuai dengan keinginan nasabah. (Abdullah ubay Siddik : 2005:4-5) Aplikasi teknologi perbankan selalu mengacu pada tekad untuk memberikan layanan yang terpadu, cepat dan akurat. Begitu pula halnya dengan Bank syariah agar tetap eksis di dunia perbankan. Bank syari’ah merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga keuangan yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan yang terbaik bagi para nasabahnya, perlu rnenganalisa dan mengetahui lebih mendalam mengenai berbagai faktor kualitas, pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan nasabah, mengingat kepuasan nasabah merupakan hal yang penting dalam mempertahankan kepercayaan dan loyalitas nasabah terhadap suatu bank. Namun seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas, belum diketahui secara pasti. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul : ”Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan
Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi kasus pada Bank syari’ah di bank syaria’h demak )”.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Bagaimana loyalitas nasabah terhadap bank syari’ah
yang menerapkan nilai nilai islam di bank BRI syari’ah demak?
C.
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
- Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui loyalitas nasabah terhadap bank
syari’ah yang menerapkan nilai-nilai islam di bank BRI syari’ah Demak
- Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis Dapat memberikan pengertian yang
mendalam tentang kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah dalam suatu bank.
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat rnenambah pemahaman baru dan
rneningkatkan kemampuan analisis dalam bidang kualitas pelayanan, kepuasan dan
loyalitas nasabah.
b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan pada bank untuk dapat lebih memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pelayanan agar tercipta kepuasan serta loyalitas nasabah yang lebih
baik lagi.
c. Akademisi Secara teoritis penelitian ini berguna
untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pemasaran dan kwalitas
pelayanan nasabah. Selain itu, digunakan sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya di bidang pemasaran dan kualitas pelayanan kepada
nasabah.
II. LANDASAN TEORI
- Loyalitas Nasabah
Perilaku konsumen terhadap suatu produk dan
jasa sering kali berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan disekitarnya. Namun
perilaku konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang tetap berkelanjutan bagi
suatu perusahaan di anggap sebagai loyalitas. Mowen dan Minor (1998) yang
dikutip Dharmmesta (1999) mendefinisikan loyalitas merek sebagai kondisi dimana
pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada
merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang.
Paliati (2004) mengatakan loyalitas terhadap produk/jasa perusahaan
(merek) didefinisikan sebagai sikap menyenangi (favourable) terhadap sesuatu
merek, yang direpresentasikan dalam pembelian yang konisten terhadap merek itu sepanjang
waktu. Shergill dan Li (2005) mendefinisikan loyalitas sebagai niat dari konsumen
untuk kembali menggunakan perbankan online berdasarkan pengalaman di
masa lalu dan harapan mereka di masa depan.
Dharmmesta (1999) menguraikan bahwa loyalitas terdiri dari empat tahap,
yaitu (Tabel 2): Tahap pertama: loyalitas kognitif, pada tahapan ini konsumen menggunakan
basis informasi yang secara memaksa menunjuk pada satu merek atas merek
lainnya. Jadi loyalitasnya didasarkan pada keyakinan konsumen terhadap basis
informasi yang dicerminkan oleh kualitas merek. Loyalitas tahap pertama ini
bukan merupakan bentuk loyalitas yang kuat. Tahap kedua: loyalitas afektif,
tahap ini berkaitan sikap konsumen yang didorong oleh kepuasan dan kesukaan
konsumen. Loyalitas tahap ini jauh lebih sulit berubah karena loyalitasnya
sudah masuk ke dalam benak konsumen sebagai sikap. Namun demikian loyalitas
afektif ini masih tetap belum menjamin adanya loyalitas. Loyalitas tahap ini
dicerminkan oleh tingkat kesukaan, tingkat kepuasan konsumen. Tahap ketiga:
loyalitas konatif merupakan kondisi konsumen yang loyal yang dipengaruhi oleh
niatan untuk melakukan sesuatu (dimensi konatif) yang mencakup niat atau
komitmen yang tinggi untuk melakukan pembelian. Jenis komitmen pada tahap ini
sudah melampaui loyalitas afektif. Niat untuk melakukan pembelian ulang dapat
dianggap sebagai tanda awal munculnya loyalitas. Tahap keempat: loyalitas
tindakan yaitu tahap dimana aspek konatif atau niat melakukan telah mengalami
perkembangan, yaitu dikonversi menjadi perilaku atau tindakan.
Menurut Griffin (2002), pelanggan yang loyal adalah mereka yang sangat
puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai antusiasme untuk
memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal.
Karakteristik pelanggan yang loyal antara lain:
1. Melakukan pembelian secara teratur
2. Membeli di luar lini produk atau jasa
3. Menolak produk atau jasa dari perusahaan lain
4. Kebal terhadap daya tarik pesaing
5. Menarik pelanggan baru untuk perusahaan
6. Kelemahan atau kekurangan akan diberitahukan kepada perusahaan
Selain itu Griffin menguraikan bahwa terdapat empat jenis loyalitas yang
berbeda bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang dengan pola
pembelian uang yang rendah dan tinggi. Empat jenis tersebut adalah tanpa
loyalitas, loyalitas rendah, loyalitas tersembunyi dan loyalitas premium.
Jenis pertama adalah tanpa loyalitas, pelanggan tidak mengembangkan
loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Jenis kedua adalah loyalitas
rendah dimana pelanggan membeli karena kebiasaan. Loyalitas tersembunyi
merupakan loyalitas dengan tingkat preferensi yang tinggi digabung dengan
tingkat pembelian berulang yang rendah. Pengaruh lingkungan sangat menentukan
sikap untuk menentukan pembelian ulang. Sedangkan loyalitas premium, adalah
jenis lebih disukai di setiap perusahaan. Pada tingkat ini pelanggan merasa
bangga menemukan dan menggunakan produk tertentu dan biasanya mereka akan
membagi pengetahunnya pada rekan dan keluarga.
- Mutu
Pelayanan
Mutu adalah sebuah kata yang bagi
penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi
mutu sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama
strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik
sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. (Kotler,
2000).
Parasuraman, Zeithaml dan Berry
(1991) membentuk model mutu pelayanan yang menyoroti syarat-syarat utama yang
memberikan mutu pelayanan yang diharapakan. Adapun model ini mengidentifikasikan
lima kesenjangan yang
mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa,
yaitu :
(1) Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi
manajemen. Dalam hal ini manajeman tidak selalu memahami benar apa yang menjadi
keinginan pelanggan.
(2) Kesenjangan antara persepsi manajemen dan
spesifikasi mutu pelayanan. Dalamhal ini manajemen mungkin benar dalam memahami
keinginan pelanggan, tetapi tidak
menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.
(3) Kesenjangan antara spesifikasi mutu pelayanan dan
penyampaian jasa. Dalam hal ini para personel mungkin tidak terlatih baik dan
tidak mampu memenuhi standar.
(4) Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi
eksternal. Dalam hal ini harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang
dibuat wakil-wakil dan iklan perusahaan.
(5) Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang
diharapkan. Dalam hal ini terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan
dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai mutu
pelayanan.
I.
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan penelitian lapangan (Field Research) yaitu melakukan
penelitian dilapangan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung.
Penelitian ini melalui studi kasus (Case Studi), yaitu unsur salah satu
objek lapangan yang terkait dengan populasi tertentu. Kesimpulan studi kasus
tersebut yang diambil tidak berlaku secara umum, tetapi hanya terbatas pada
suatu kasus-kasus tertentu yang diteliti pada obyek tertentu atau di lapangan
ynag bersangkutan.[1]
Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “
Analisis loyalitas nasabah terhadap bank syari’ah yang menerapkan nilai-nilai
islam di bank BRI syari’ah “.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang di gunakan untuk
meneliti kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, tekhnik pengumpulan data dilakukan secara
gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna dari kasus dari pada generalisasi.[2]
Alasan penulis
menggunakan metode kualitatif, karena permasalahannya begitu kompleks dan penuh
makna, sehingga jika menggunakan metode kuantitatif dengan instrumen seperti
tes dan kuesioner kurang tepat dengan situasi sosial tersebut. Selain itu
peneliti bermaksud memahami situasi sosial masyarakat tersebut secara mendalam.[3]
C. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini yang
menjadi lokasi penelitian adalah di bank BRI
syari’ah Demak
Alasan penulis melakukan
penelitian di bank BRI syari’ah Demak, karena lokasi yang penelitian yang dekat dengan
rumah peneliti sehinga peneliti lebih mudah mendapat data serta informasi, dan
dengan lokasi yang dekat dengan rumah peneliti di harapkan penelitian tersebut
bisa lebih maksimal dalam mengungkap dan menjawab masalah-masalah yang di
angkat peneliti.
D. Sumber Data
1.
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbenya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.[4] Data
primer ini diperoleh melalui wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan,
dan dalam penelitian ini data primer di peroleh dari hasil wawancara dengan nasabah
yang menggunakan produk murabahah dan rahn dalam satu transaksi dan para pegawai
di bank BRI syari’ah Demak.
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dokumen-dokumen dan publikasi lainnya.[5] Data
sekunder ini berupa data-data yang berkaitan dengan akad,
tujuan dan risiko pembiayaan murabahah ,
seperti
data nasabah yang menggunakan produk
murabahah, serta data-data lain yang
mendukung proses penelitian tersebut seperti buku-buku yang di jadikan acuan
dalam penelitian.
Dalam teknik pengumpulan data
peneliti menggunakan 3 metode yaitu :
1.
Metode wawancara
Metode interview adalah metode pengumpulan data melaluia daftar
pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden atau subyek
penelitian.[6]
Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasanya
dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dapat
juga dilaksanakan melalui telepon.[7]
Wawancara adalah
proses untuk memperoleh keterangan data penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka langsung dengan si penjawab atau responden. Wawancara ini
digunakan untuk untuk memperoleh data yang lebih mendalam.
Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data wawancara tidak terstruktur
yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan, peneliti tidak menggunakan wawancara terstruktur supaya
responden bersifat terbuka dan membiarkan mebiarkan responden berbicara sesuai
dengan pengalaman, pengetahuan dan pandangan mereka. Walaupun begitu, peneliti
telah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan penting yang berkaitan dengan “Analisis loyalitas nasabah terhadap bank syari’ah yang menerapkan
nilai-nilai islam di bank BRI syari’ah Demak”.
Wawancara dalam
penelitian ini dilakukan dengan responden sebagai berikut:
a.
Karyawan bank BRI syari’ah
Demak.
b.
Nasabah BRI syari’ah
Demak.
2.
Metode Observasi
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
penelitian.
Karena penelitian
yang dilakukan adalah termasuk jenis penelitian kualitatif, maka observasi yang
peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah observasi terus terang. Dalam hal
ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada
sumber data bahwa peneliti sedang melakukan penelitian.
Peniliti juga
menggunakan observasi pertisipasi pasif, yaitu peneliti datang di tempat
penelitian tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan di tempat penelitian.
Dalam hal ini, peneliti datang langsung ke bank BRI
syari’ah Demak untuk melihat langsung loyalitas nasabah.
3.
Metode Dokumentasi
Melihat dari sumber data yang ada, maka dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang.[8] Dalam
penelitian ini data yang digunakan berupa sejarah dan data-data yang
berhubungan dengan praktik pembiayaan murabahah seperti
buku-buku yang terkait.
Data mentah yang telah
dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisa. Analisa
data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan
analisalah data tesebut dapat diberi artidan makna yang
berguna dalam memecahkan masalah penelitian.[9]
Analisa data dalam
penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,
peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban diwawancarai. Bila jawaban
yang di wawancarai setelah duanalisis tersa belum memuaskan, maka penelitian
akan dilanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang
dianggap kredibel. Miles dan Hubreman mengemukakan bahwa aktifitas dalam
menganalisadata kualitatifdilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas.[10]
Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Reduksi Data (Data
Reductiaon)
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Mereduksi
data berarti merangkum, memeilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang
penting, dicari tema dn polanya serta membuang yang tidak perlu. Proses
analisis data dimulai dengan menelaah selurur data yang telah terkumpul dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dari
berbagai sumber, dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen resmi,
dan sebagainya. Dat yang banyak tersebut kemudian dibaca, dipelajari dan
ditelaah. Selanjutnya setelah penelaahan dilakukan maka sampailah pada tahap
reduksi data. Pada tahap ini peneliti menyortir data dengan cara memilah mana
yang menarik, memfokuskan pada hal-hal yang penting, merangkum hal-halyang
pokok dan beguna. Sedangkan data yang dirasa tidak dipakai ditinggalkan. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan membererikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnyadan
mencarinya bila diperlukan.
2.
Penyajian Data (Data Display)
Setelah
data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisiplinkan data. Dalam
penelitian ini, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau
sejanisnya. Dengan menedisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang talah
dipahami tersebut, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3.
Verifikasi (Conclucion
Drawing)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang
benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Simpulan adalah tinjauan ulan pada
catatan di lapangan atau kesimpulan. Dapat ditinjau sebagai makna-makna yang
muncul darindta yang harus di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya
yaitu yaitu yang merupakan validitasnya. Setelah semua data-data dalam
penelitian terkumpul dn tersusun secara terstuktur, kemudian diambil
kesimpulannya. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab tidak, karena seperti telah diemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi suatu obyek yang sebelumya masih
remang-remang sehingga setelah diteliti akan menjadi jelas, dapat berupa
hubungan interaktif dan teori.[11]
DAFTAR PUSTAKA
Irwa,Hadi,2002, prinsip kepuasan
kepuasan pelanggan,penerbit: Elix Media Komputindo,Jakarta
Rosady Ruslan, Metode
Penelitian, Raja Grafindo, Jakarta, 2004.
Sugiono, Memahami
Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta, Bandung, 2005.
Totok Busantoro, Sigit Triandaru, Bank
dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat. Jakarta: 2006
Haryadi, Persepsi Masyarakat
terhadap Perbankan Islam. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Fakultas Ekonomi
Universitas Soedirman. Volume 7, no 2,
2007.
Zaenul Arifin. Memahami Bank Syari’ah: Lingkup
Peluang, Tantangan dan Prospek. Alvabet. Jakarta: 1999.
Karnae Perwaatmadja dan Syafi’i
Antonio, Prinsip Operasional Bank Islam, Risalah Masa, Jakarta : 1992.
[4] Marzuki, Metodologi
Riset (panduan penelitian Bidang Bisnis Dan Sosial) Edisi II, Ekonomisia,
Yogyakarta, 2005, Hlm. 60
0 komentar:
Posting Komentar