Resume Ilmu Tasawuf

PENGANTAR MANUSIA, AGAMA  DAN  KEBERAGAMAAN  DALAM ISLAM

Manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial yang memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah dan fungsinya didunia sebagai khalifah Allah), mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap tunduk dan patuh kepada sunnatullah. Rasa agama dan perilaku keagamaan (agama dan kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah” manusia.

Agama adalah suatu tradisi atau kepercayaan yang dianut oleh manusia itu sendiri berdasarkan kepercayaan nenek moyang mereka. Di Indonesia ada bebrapa agama yang di anut oleh sebagian besar penduduknya, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.


Keberagaman di Indonesia di tingkat individu memiliki ciri-ciri tersendiri melalui sikap, watak, kelakuan, tempramen dan hasrat. Sedangkan di tingkat sosial memiliki ciri-ciri keberagaman itu terjadi karena ada perbedaan suku bangsa, agama, budaya dan ekonomi 
daerah.

Keberagaman di dunia Internasional cenderung lebih luas dan bebas, misalnya cara mereka berpakaina, cara berbicara/berkomunikasi, disana semua sangat bebas. Keragaman internasional juga dapat dilihat dari keikutsertaan mereka dalam pemberdayaan budaya dan lingkungan.

MANUSIA dan SPIRITUALITAS

Manusia sebagai hamba Allah telah diposisikan sebagai khalifah di muka bumi ini. Sebagai wakil Tuhan dalam mengatur dan memakmurkan kehidupan dimuka bumi ini. Manusia disamping dianggap mampu melaksanakan juga dipercaya dalam misi ini oleh Allah. Dalam kehidupan ini manusia telah dibekali potensi diri unuk dikembangkan dalam bentuk spiritualitas.dengan pengembangan diri ini manusia akan mempunyai kemampuan beradaptasi dan menjalankan ibadah secara ikhlas hanya kepada sang Illahi. Karena pada dasarnya manusia diciptakan hanya untuk menyembah kepada Allah oleh sebab itu untuk bisa mencapai arti hubungan manusia dan spiritualitas

TASAWUF DAN SPIRITUALITAS

tasawuf dan spiritualitas merupakan mata rantai yang tak bisa dilepaskan, artinya seseorang dalam melakukan spiritualitas tanpa adanya tasawuf yang dimilikinya maka orang tersebut tidak akan tahu kemana hidup ini akan dibawanya. Sebaliknya jika seseorang melakukan spiritualitas dengan menggunakan atau setidaknya menyeimbangkan dengan tasawuf, maka orang tersebut akan tahu kemana arah hidup ini akan dijalankannya. Oleh karena itu, dalam kehidupan seseorang dalam menjalankan hidupnya atau menentukan hidupnya yang sesuai dengan ajaran agama, haruslah menggunakan adanya tasawuf dan spiritual yang seimbang, agar visi keilahiannya tidak dihilangkan gara-gara adanya zaman yang serba modernisasi ini.

Tasawuf dan Perkembangannya

  1. Kata tasawuf, mempunyai banyak pengertian yang berbeda – beda dari masing – masing ulama, namun sebagiaan ulama lebih condong pada asal tasawuf yang bermuara pada kata suf (wol kasar)
  2. Terdapat berbagai macam pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf lahir dari luar islam, namun pada dasarnya, banyak ayat al quran yang menjadi dasar untuk hidup dalam kesederhanaan. Kenyataannya kelahiran tasawuf bermula dari gerakan hidup zuhd. Orang zahid dengan tekun mengamalkan ajaran – ajaran esoteris islam yang kemudian dikenal dengan istilah tasawuf.
  3. Tasawuf adalah perwujudan daripada ihsan, salah satu tiga pilar agama islam sesudah iman dan islam.
  4. Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak tasawuf pada intinya adalah perbuatan manusia. Perbuatan tersebut selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baik atau buruk.
  5. Tasawuf berjaya sampai saat ini tidak lain karena faktor dari pembawanya/ tokoh – tokohnya. Tokoh sufi ini dalam mengajarkan tasawuf mempunyai karakteristik yang berbeda – beda.


SUMBER AJARAN TASAWUF

Penyelidikan ahli-ahli pengetahuan tentang tasawuf. Sebagian ahli berpendapat bahwa sumber pengambilan tasawuf adalah semata-mata agama Islam yaitu Qur’an dan Hadist. Sedangkan secara umum, ada beberapa hal yang menjadi sumber dari ilmu tasawuf, yaitu: Allah, Rasul, ijma’ sufi, ijtihad sufi, qiyas sufi, nurani sufi, dan amalan sufi.

Sedangkan ilmu atau ajaran tasawuf yaitu: syari’at, tarekat, ma’rifat, dan hakekat. Syari’at artinya undang-undang atau garis-garis yang telah ditentukan. Dalam tasawuf, tarekat adalah jalan menuju Tuhan atau bahasa inggrisnya the path. Ma’rifat secara bahasa artinya pengetahuan atau ilmu. Hakikat, yaitu kebenaran sejati dan mutlak.

ALIRAN ALIRAN DALAM TASAWUF

Tasawuf dan asal katanya menjadi perdebatan para ahli bahasa. Ada yang mengatakan dari kata “shifa’’ artinya suci, bersih ibarat kilat kaca, sebagian ulama mengatakan dari kata “shuff”, artinya bulu domba sebab orang yang memasuki tasawuf itu memakai baju dari bulu domba, dan sebagian yang mengatakan diambil dari kata “shuffah”, ialah sekelompok sahabat Nabi yang mengasingkan dirinya di suatu tempat di beranda mesjid.

Para penentang tasawuf menganggap bahwa tasawuf bukan ajaran yang berasal dari Rasulullah dan bukan pula ilmu warisan dari para sahabat. Mereka menganggap bahwa ajaran tasawuf merupakan ajaran sesat dan menyesatkan yang diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani, Brahma Hindu, ibadah Yahudi, dan zuhud Budha. Sebagian berpendapat, praktik tasawuf telah merusak umat Islam, dikatakan dibawah pesona sufi, orang Muslim menjadi apolitis, asosial, amiliter, anetika, dan tidak produktif.

Salah seorang cendikia muslim (Hasan Hanafi 2000: 44) mencoba merekonstruksi tasawuf. Beliau mengatakan bahwa tasawuf adalah bagian integral dari kebudayaan Islam. Ia merupakan salah satu dari empat besar ilmu rasional (‘aql) yang bersifat tradisional (naql). Hanafi berusaha merekonstruksi nilai mistik jenjang-jenjang moral, kondisi-kondisi psikologis dan kesatuan mutlak untuk membantu generasi-generasi modern menghadapi tantangan-tantangan yang sedang dihadapi.

TUJUAN TASAWUF

Tujuan hidup tidaklah mencapai kebaikan. Untuk kebaikan melainkan merasa kebahagiaan. Tujuan kita bukan untuk mengetahui, melainkan berbuat, dan bukan untuk mengetahui apa budi itu. Melainkan supaya kita menjadi orang yang berbudi.

Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang – kadang manusia berbuat yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, manusia perlu sekali tahu mengenai diri. Manusia yang tahu mengetahui diri hidupsebagaimana mestinya tidak terombang – ambing oleh hawa nafsu.

TASAWUF DAN TRANSFORMASI MANUSIA

  1. Tasawuf secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk menyucikan jiwa sesuci mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga kehadiran-Nya senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan.
  2. Hubungan tasawuf dengan psikologi ( ilmu jiwa), Dalam hal ini akan terlihat adanya hubungan antara jiwa dan raga manusia, dimana ketika seseorang melakukan proses penyucian jiwa melalui riyadhah, , memerangi hawa nafsu (mujahaddah), dan melepaskan kegiatan dunia untuk semata-mata berbakti kepada Allah maka akan terjadi proses transformasi diri.
  3. Psikologi sufi untuk transformasi, Psikologi sufi merupakan bagian dari perkembangan disiplin pengetahuan tasawuf dalam islam. Pengetahuan tersebut adalah salah satu dari empat pilar disiplin pengetahuan dalam islam yang harus dikuasai. Empat pilar pengetahuan tersebut adalah fiqh, kalam, falsafah, dan tasawuf. Sesuai dengan disiplinnya, tasawuf menempati tingkatan teratas karena karena dalam pengertiannya yang universal,tasawuf mencakup dimensi mistik dan mengakui kebenaran mendasar dari seluruh agama. Adapun diri atau nafs dalam psikologi sufi merupakan sebuah aspek psikis pertama yang menjadi musuh kita. Sedangkan jiwa dalam psikologi sufi, jiwa diidentikan dengan sesuatu yang selalu berevolusi.

Tasawuf sebagai metode pendekatan diri kepada Allah bisa melalui banyak jalan.

  1. Jalan Hati.Mengabdi kepada Allah adalah salah satu praktik mendasar dalam menempuh jalan tasawuf.
  2. Jalan Akal.Kearifan seorang sufi tidak hanya ditandai dengan pengetahuan yang ada dalam kepalanya, namun juga menerapkanya.
  3. Jalan Kelompok. Sebagai makhluk sosial manusia cenderung untuk memebentuk sebuah kelompok atau komunitas.
  4. Jalan Pelayanan.Jalan pendekatan ini lebih erat kaitannya dengan aktifitas sosial, kepedulian terhadap sesama dengan melakukan kebaikan-kebaikan.
  5. Jalan Zikir.Jalan berzikir, jalan mengingat Allah adalah salah satu jalan pendekatan diri.



MENEJEMEN KALBU DALAMPENDEKATAN TASAWUF

Akhlaq seorang Muslim tidak boleh lahir dari prinsip-prinsip universal atau ajaran selain Islam, akan tetapi harus lahir dari 'aqidah Islam. Untuk itu, walaupun seorang Muslim memiliki sifat-sifat yang baik, namun, jika sifat-sifat itu lahir dari ajaran-ajaran non Islam, qalbunya telah rusak.

kesucian qalbu ditentukan oleh dua hal. Pertama, kebersihan pemikiran, dan kedua, kebersihan nafsiyyah (pola sikap). Wallahu a’lam

NEO SUFISME DAN RAGAM PERKEMBANGANNYA

Neosufisme merupakan jalan alternatif yang ditawarkan bagi siapa yang ingin menempuh jalan menuju Allah swt. Meskipun “neosufisme” tetap mengandung kontroversi yang panjang hingga kini. Neosufisme bukan barang baru, ia merupakan upaya menghidupkan tradisi sufi model “salafi”, yaitu melakukan praktik sufi di tengah kesibukan duniawi yang sudah dipraktikkan Nabi saw. dan para sahabatnya. Dengan demikian, hemat penulis bukan tidak mungkin bahwa istilah neosufisme juga akan berganti dengan istilah yang lain, yang intinya adalah menghidupkan nilai-nilai tasawuf dalam kehidupan modern atau menjadi manusia modern yang mempraktikkan nilai-nilai tasawuf. Sebab, bukankah dulu Hamka telah menggagas ‘Tasawuf Modern” dan era kini Haidar Bagir menamai dengan “Tasawuf Positif”. Penulis membuat satu hipotesa bahwa neosufisme ini akan terus berkembang dan diminati oleh masyarakat, karena kecendrungan manusia selalu mencari ketenangan batin dan jiwanya dengan tidak harus meninggalkan aktifitas harian mereka

APLIKASI TASAWUF DALAM DUNIA MODERN

Modern berarti sesuatu yang terbaru, secara baru dan mutakhir. Sedangkan modernitas sendiri diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.

Sedangkan dampak modernitas ada yang berdampak positif dan ada yang berdampak negatif, tergantung pada cara pengelolaanya. Dan kehadiran IPTEK telah melahirkan sejumlah problema terhadap masyarakat modern, diantaranya.

  1. Desintegrasi Ilmu Pengetahuan
  2. Kepribadian yang Trepecah
  3. Penyalahgunaan Iptek
  4. Pendangkalan Iman
  5. Pola Hubungan Materialistis
  6. Menghalalkan Segala Cara
  7. Stres dan Frustasi
  8. Kehilangan Harga diri dan Masa Depanya.
Tasawuf dalam dunia modern memiliki peranan sebagai obat dalam mengatasi krisis kerohanian maayarakat modern. Agar gerakan sosial tasawuf dapat merambah dalam kehidupan masyarakat, maka harus dimahami kultur lokal yang ada. Karna toleransi terhadap budaya lokal menjadi salah satu kunci keberhasilan dari tasawuf dalam melakukan gerakan-gerakan sosial dimasyarakat yang memilik budaya lokal sangat kuat.
Adapun konsep tasawuf itu di antaranya : 

  1. Zuhud
  2. Tawakal
  3. Ikhlas
  4. Qona’ah dan Sabar

TASAWUF DAN MORALITAS UMAT

Moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menemukan batas – batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik dan buruk

Penggunaan tasawuf mengatasi sejumlah masalah moral sehingga sufisme diperlukan untuk terlibat dalam berbagai peran dalam menyelamatkan kemanusiaan dari kondisi kebingungan akibat hilangnya nilai-nilai spiritual, memperkenalkan literature atau pemahaman tentang aspek kebatinan islam, baik terhadap masyarakat islam yang melupakannya maupun non islam, memberikan penegasan kembali bahwa sesungguhnya aspek kebatinan islam yakni sufisme adalah jantung ajaran islam, sehingga bila wilayah ini kering dan tidak berdenyut, maka keringlah aspek-aspek lain ajaran islam.


INTEGRASI TASAWUF DAN FIQIH

tasawuf tanpa hukum bisa menyeleweng. Sedangkan melaksanakan hukum tidak dengan kesucian hati tidak memuaskan hasilnya, melaksanakan hukum (lahiriah) agama dengan dengan kesucian batin (batiniah), itulah hakekat kedamaian hidup dan kebenaran Islam.

TASAWUF DAN INTEGRITAS BANGSA INDONESIA

Persoalan agama, sepanjang tidak dijadikan komoditas politik akan mendamaikan kehidupan manusia. Jika sebaliknya akan nampak keras dan tidak membawa kesejahteraan. Dengan demikian, tasawuf dapat menjadi muara bagi semua sekte yang bertebaran di bidang syari’ah. Bahkan syari’at lintas agama pun mampu bersarang dalam tasawuf.

TASAWUF DI INDONESIA

Seiring dengan masuk dan berkembangnya agama islam di Indonesia, tasawuf juga mengalami perkmbangn yang sangat pesat. Di Indonesia sendiri tasawuf terpecah menjadi dualiran yaitu tasawuf suni dan tasawuf falsafi.
Karena perkembangannya sangat pesat, maka banyak bermunculan aliran-aliran tarekat untuk mempelajari tasawuf.

Perkembangan taswuf di Indonesia mempunyai hakikat tujuan yakni islamisasi penduduk Indonesia yang masih menganut kepercayaan tradisional yang bersifat animisme, dinamisme dengan pengaruh mistiknya, sementara itu tasawuf digunakan oleh para wali untuk mengadakan pendekatan dengan masyarakat. Perkembangan tasawuf bukan hanya di pulau jawa akan tetapi di pulau-pulau lain kepulauan nusantara.

Berdasarkan hal diatas , perkembangan Islam di Indonesia sangat terkait sejarah dan pemikirian tasawuf. Atau dengan kata lain penyebaran Islam di Nusantara tidak dapat dipisahkan dari tasawuf. Bahkan " Islasm Pertama " yang dikernal di Nusantara ini sesungguhnya adalah Islam yang disebarkan dengan sufistik. Para penyebar Islam di Indonesia itu umunya pada Da'i yang memiliki pengetahuan dan pengamalan tasawuf. Dianatar mereka juga banyak yang menjadi pangamal dan penyebar tarekat di Indonesi

0 komentar:

Posting Komentar